Pendiri Wahabi Memposisikan Dirinya Sebagai Nabi?
Friday, September 6, 2013
Add Comment
Gambar tersebut adalah scand dari kitab Salafi-Wahabi, al-Durar al-Saniyyah, juz 1 hal. 18.
“Telah benar-benar muncul Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi, sang pembaharu dan mujtahid, pada
waktu di mana penduduknya lebih buruk daripada kondisi kaum Musyrikin
dan ahli-kitab pada masa terutusnya Nabi , berupa syirik, banyaknya
khurafat, bid’ah, kesesatan dan kebodohan yang meraja lela. Maka ia
mengajak untuk menyembah Allah semata, dan kembali ke pokok Islam,
sehingga ia mengembalikan tumbuhnya Islam seperti semula.”
Kesimpulan dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:
- 1. Sebelum munculnya Muhammad bin Abdul Wahhabi an-Najdi, kondisi masyarakat Jazirah Arab lebih buruk daripada kondisi kaum Musyrik dan ahli-kitab pada masa terutusnya Nabi saw.
- 2. Agama Islam telah mati, di Jazirah Arab (apalagi di luar Jazirah Arab), dengan banyaknya syirik, khurafat, bid’ah, kesesatan dan kebodohan yang merajalela.
- 3. Menurut Wahabi, berarti seluruh bangsa Arab telah kafir, menjelang lahirnya gerakan Wahabi.
- 4. Pendiri Wahabi, menghidupkan kembali ajaran Islam yang telah mati.
Dengan demikian, beberarti kaum Wahabi
mengkultuskan pendirinya luar biasa, sampai-sampai memposisikannya tak
ubahnya seperti seorang nabi. Problem besar, berupa matinya agama Islam,
hanya bisa diatasi oleh seorang nabi, Dengan demikian, secara tidak
langsung, Wahabi memposisikan pendirinya pada posisi seorang nabi. Apa
bedanya ajaran Wahabi yang mengkultuskan pendirinya, dalam posisi
seorang nabi, dengan ajaran Syiah dalam hal yang sama???
0 Response to " Pendiri Wahabi Memposisikan Dirinya Sebagai Nabi?"
Post a Comment