Gunung - Gunung Berdzikir

Dalam pelajaran kuliah geofisika ataupun geologi pada Jurusan Fisika, Negara Indonesia merupakan negara dengan kepemilikan gunung api terbanyak yang dilingkari jalur deretan gempa paling aktif yang disebut cincin api (ring of fire) sehinga sewaktu-waktu bisa meletus.

Letak posisi Indonesia sangat strategis, yang mana berada pada titik pertemuan tiga lempeng benua yaitu Lempeng Eurasia dari arah utara, Lempeng Pasifik dari arah timur, serta Lempeng Indo-Australia dari arah selatan.

Akhir-akhir ini, di Indonesia banyak gunung yang menaikkan statusnya dari normal menjadi waspada, siaga, dan bahkan awas. Dalam dunia tasawuf, dikenal bahwa gunung pun juga ikut berdzikir (bertasbih) di waktu pagi dan petang, seperti yang terdapat dalam Firman Tuhan Quran Surat Sad 18-19:

“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu pagi dan petang, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing amat taat kepada Allah."

Dzikir jika ditinjau secara bahasa berasal dari kata dzakaro yang artinya yaitu ingat. Kata dzikir diambil dari masdarnya dzikron yang kemudian menjadi populer dengan istilah dzikir. Sedangkan dzikir jika dikupas menurut syara’ merupakan ingat kepada Allah Swt. Dengan etika tertentu yang sudah ditentukan dalam Al-Qur'an dan hadist dengan tujuan untuk mensucikan hati serta mengagungkan Allah.

“Siapa yang ingin bersenang-senang di taman syurga, perbanyaklah dzikir. (HR. Thabrani)

Di Indonesia, gunung-gunung pun sedang berjamaah dzikir billisan khususnya daerah Sumatra dan Jawa. Dari Sumatera, jamaah para gunung dipimpin Almukarrom Syekh Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Sedangkan penghulu pulau Jawa dan Sumatera, Almukarrom Syekh Anak Krakatau bin Krakatau yang sudah akil baligh, kali ini hanya menjadi makmum saja, yang mungkin lebih condong makmum kepada dzikir billisannya Almukarrom Syekh Gunung Sinabung.

“Kakanda, kali ini saya makmum kamu saja, karena saya sudah sering aktif untuk meneruskan ilmu Abah saya”, ujar putra gunung Krakatau kepada Almukarom Syekh gunung Sinabung.

Jamaah dzikir billisan di pulau Jawa dipimpin Almukarrom Kiai Gunung Kelud AlJawi, yang dengan dzikirnya telah membawakan pesan damai dengan merahmati hujan abu yang hampir rata di daerah Jawa bahkan sampai kepada daerah Pasundan. Tak lupa sebelumnya minta restu kepada Almukarom Kiai Gunung Semeru, yang merupakan sultan dari para gunung-gunung di Indonesia. Konon, dipilih sebagai sultannya para gunung di Indonesia dikarenakan ia telah disebutkan dalam kisah pewayangan.

Ngaturaken sowan kulo marang Paduko Kiai Gunung Semeru, kulo nyuwun pangestu paduko, badhe mimpin jamaah dzikir billisan poro gunung khususipun ingkang dumunung wonten ing Jawi,” izin Kiai Gunung Kelud Aljawi kepada Kiai Gunung Semeru.

E..lha dalah… sumonggo kiai, kanthi ridhonipun Gusthi Allah, Pengerane bumi lan Langit sarto Shalawat Nabi, mugi-mugi dzikir billisanmu saged dados barokah kagem nagari Indonesia khususipun. Lahul Fatihah..” Jawab Kiai Gunung Semeru sebagai ucapan restu kepada Kiai Gunung Kelud AlJawi.

“Hu..hu..”, begitu bunyi dentuman dzikir  jamaah dzikir billisan para gunung, ada yang secara sir (tak terdengar) da nada pula yang jahr (nyaring).

Definisi dzikir secara sir yaitu dengan suara secara perlahan sekiranya hanya terdengar oleh indera pendengaran atau telinga yang berdzikir. Menurut orang tasawuf atau ahli sufi menyebut hal ini merupakan dzikir yang paling afdhol. Sedangkan secara jahr yaitu secara keras sekiranya dapat terdengar di sekitarnya.

Menurut info terakhir ikut menyusul dzikir secara sir yaitu Almukarom Kiai Gunung Slamet, Almukarom Kiai Gunung Semeru, Almukarom Kiai Gunung Bromo, Almukarom Syekh Gunung Raung. Semula Almukarom Syekh Gunung Merbabu masuk dalam jamaah ini, akan tetapi ketika sudah pada kondisi fana dan nikmat dalam berdzikir maka secara tidak sadar berubah menjadi jahr. “Hu….hu….”, bunyi dentuman dzikir yang tiba-tiba diucapkan secara keras dan disertai kilatan yang menyambar-nyambar di pucak gunung sehingga membuat warga berhamburan keluar rumah. Seismograf milik BPPTKG Yogyakarta pun tidak dapat mendeteksi adanya aktivitas apapun, seperti yang diucapkan Subandriyo Kepala BPPTKG Yogyakarta.

Di Indonesia gunung api terbagi dalam 3 tipe berdasarkan waktu erupsinya, tipe A gunung api yang mengalami erupsi sekurangnya satu kali setelah tahun 1600, tipe B setelah tahun 1600 belum tercatat erupsinya akan tetapi menunjukkan gejala vulkanik yang jumlahnya 28, tipe C erupsinya tidak tercatat oleh manusia. Almukarom Syech Gunung Merbabu masuk kategori B. Menurut Sorja Koesuma, Dosen Fisika Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengatakan untungnya magnitudenya kecil. Mungkin juga bukan tektonik, akan tetapi ada sesar yang teraktivitasi karena aktivitas vulkanik.

Di golongan lain, terdapat sekelompok golongan gunung-gunung dengan dzikir bilqolbi (dengan hati) yang dipimpin Almukarom Kiai gunung Lawu Magetan, yang diikuti oleh Almukarom Kyai Gunung Wilis bahkan mungkin kali ini Almukarom Kiai Gunung Merapi Yogyakarta pun ikut jamaah dzikir bilqolbi karena kali ini tidak terdapat dalam kelompok golongan dzikir billisan. Definisi dzikir bilqolbi sendiri yaitu dzikir dengan menggunakan hati dan sama sekali tidak terdengar oleh telinga.

Apapun dzikirnya semoga kita semua dimasukkan dalam golongan yang cinta berdzikir, bersama makhluk Allah yang lain yang cinta berdzikir di bumi dan langit. Amiin.


MUKHLIS HERWIN MUALIF, alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Solo, dan alumni Jurusan Fisika UNS

0 Response to "Gunung - Gunung Berdzikir"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel