Benarkah KH Hasyim Asy’ari dan Para Pendiri NU Melarang Tahlilan?
Friday, March 7, 2014
Add Comment
Keputusan
hasil Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) I di Surabaya pada 13 Rabi’uts Tsani
1345 H/ 12 Oktober 1926 M sering dijadikan senjata makan tuan oleh
sebagian pihak terhadap Nahdliyin untuk melarang Tahlilan. Dikatakan
bahwa NU pada masa awal didirikannya dan pada masa kepemimpinan KH
Hasyim Asy’ari memutuskan bahwa tahlilan itu bid’ah yang dilarang dalam
Islam. Hal ini didasarkan atas keputusan Muktamar NU I yang juga termuat
dalam kitab I’anah al-Thalibin.
Padahal kalau mereka mau menelusuri
dengan seksama hasil keputusan Muktamar NU I maupun mendalami lebih jauh
apa yang tertulis dalam kitab I’anah al-Thalibin yang menjadi dasar
keputusan itu maka akan didapatkan jawaban yang berseberangan atas
tuduhan golongan sepihak itu.
Alhasil tanpa mau mempelajari lebih
detail tentang hasil keputusan Muktamar NU I ini, dengan serta merta dan
membabi buta, golongan sepihak yang anti-tahlil membuat kesimpulan
sendiri. Mereka menyatakan bahwa NU melarang tahlilan atau pendiri NU KH
Hasyim Asy’ari melarang umat Islam untuk tahlilan. Alasannya tahlilan
itu bid’ah yang tercela. Benarkah demikian…?
Mari kita simak tulisan singkat Ustadz
Ma’ruf Khozin Wakil Katib Syuriah PCNU Surabaya yang mana beliau
mengutip langsung tulisannya dari kitab Risalah Ahlissunnah wal Jama’ah
karangan pendiri NU KH Hasyim Asy’ari.
Ternyata apa yang dituduhkan golongan
anti-tahli adalah tidak benar! Buktinya Rais Akbar Nahdlatul Ulama
Hadlratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari tidak melarang tahlilan. KH Hasyim
Asy’ari berkata:
فَإِذَا
عَرَفْتَ مَا ذُكِرَ تَعْلَمُ أَنَّ مَا قِيْلَ أَنَّهُ بِدْعَةٌ
كَاتِّخَاذِ السَّبْحَةِ وَالتَّلَفُّظِ بِالنِّيَةِ وَالتَّهْلِيْلِ
عِنْدَ التَّصَدُّقِ عَنِ الْمَيِّتِ مَعَ عَدَمِ الْمَانِعِ عَنْهُ
وَزِيَارَةِ الْقُبُوْرِ وَنَحْوِ ذَلِكَ لَيْسَ بِبِدْعَةٍ وَإِنَّ مَا
أُحْدِثَ مِنْ أَخْذِ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاَسْوَاقِ اللَّيْلِيَّةِ
وَاللَّعْبِ بِالْكُوْرَةِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنْ شَرِّ الْبِدَعِ - رسالة أهل السنة والجماعة صـ 8
“Jika anda mengetahui apa yang telah disebutkan (tentang 5 macam Bid’ah), maka anda akan mengetahui tentang tuduhan “Ini adalah bid’ah”, seperti menggunakan tasbih, mengucapkan niat, tahlil ketika sedekah untuk mayit dengan menghindari hal-hal yang dilarang, ziarah kubur dan sebagainya, bukanlah bid’ah.
Sedangkan memungut uang dari orang-orang di pasar malam dan permainan
kerasukan adalah bid’ah yang paling buruk” (Risalah Ahlisunnah wal
Jamaah hal. 8).
Tulisan di atas tentu sudah cukup jelas
dan gamblang untuk menjawab tuduhan bahwa KH Hasyim Asy’ari atau NU
melarang tahlilan adalah salah besar.
0 Response to "Benarkah KH Hasyim Asy’ari dan Para Pendiri NU Melarang Tahlilan?"
Post a Comment