Implikasi terhadap pengemangan kurikulum PAI
Wednesday, January 11, 2012
Add Comment
1. PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI INOVASI PENDIDIKAN.
Dalam pengembangan kurikulum PAI memerlakukan landasan yang kokoh dan jelas. Agar tidak di ombang ambing arus transformasi dan inovasi pendidikan dan pembelajaran yang begitu dahsyat. Dan inovasi itu cendrung bersifat top-down innovation melalui strategi power coercive yang bersifat pemaksaan dari yang berkuasa.
Idris H.M.Noor dalam makalahnya”sebuah tinjauan teoritis tentang inovasi pendidikan di Indonesia” bahwa inovasi yang ber system (CBSA) kurikulum berbasis kompetensi , system modul dalam pembelajaran , contextual teaching and learning , quantum teaching and learning. Yang cendrung sebagai proyek . dan banyak yang melakukan resistance atau penolakan baik di sekolah maupun di Kanwil atau Kandep.
Top-down innovation adalah model inovasi yang di ciptakan berdasarkan ide , kreasi dan inisiatif dari sekolah guru atau masyarakat umum di sebut bottom-up innovation.
Top –down mengalami banyak kendala diantarannya yaitu:
1. Perkiraan yang tidak tepat terhadap inovasi
2. Konflik dan motivasi yang kurang sehat
3. Lemahnya factor penunjang sehingga tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan
4. Keuangan (financial) yang tidak di pengaruhi
5. Penolakan dari kelompok tertentu dari atas hasil inovasi.
6. Kurang adanya hubungan social dan publikasi
Beberapa alasan inovasi sering ditolak oleh pelaksana inovasi di sekolah yaitu:
1. Sekolah atau guru tidak dilibatkan dalam perancangan, penciptaan dan pelaksanaan . karena merasa inovasi itu bukan miliknya dan milik orang lain. Karena tidak sesuai situasi danm kondisi sekolah mereka.
2. Guru ingin mempertahankan system atau metode yang dilakukan sekarang
3. Inovasi yang baru yang disusun dari pusat belum tentu melihat sistuasi yang di alami guru atau murid .
4. Inovasi yang di luncurkan pusat cendrung sebagai proyek.
Idris H.M.Noor untuk menghindari penolakan maka factor yang harus diperhatikan adalah:
1. Guru
Guru sebagai ujung tombak didalam pelaksanaan pendidikan dan merupakan pihak yang paling berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Guru harus pandai membawa peserta didik yang hendak tercapai.
Beberapa hal membentuk kewibawaan guru yaitu:
1. Penguasaan materi yang diajarkan.
2. Metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik
3. Hubungan antara individu dengan peserta disik maupun antara sesame guru dan unsure yang berhubungan dengan pendidikan . baik itu pada administrator missal kepala sekolah atau TU juga masyarakat sekitar.
Maka dari itu pembaruan didalam pendidikan keterlibatan guru sangatlah penting baik dari perencanaan pendidikan sampai pelaksanaan dan evaluasi memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan.
2. Peserta didik
Dalam proses belajar mengajar , peserta didik dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan inteligensi , daya motorik, pengalaman , kemaun dan komitmen yang timbul dari diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa menjadi bagian didalam proses inovasi pendidikan.
3. Kurikulum
Kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak bisa di pisahkan dalam proses belajar mengajar disekolah , sehingga dalam pelaksanaannya inovasi pendidikan kurikulum memegang peran yang sama dengan unsur pendidikan yang lain.
4. Fasilitas
Tanpa adanya fasilitas pendidikan bisa dikatakan tidak akan bisa berjalan dengan maksimal.
5. Lingkup social masyarakat
Keterlibatan masyarakat sangat penting guna sebagai innovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.
Keunggulan karakteristik PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) berbeda dengan pendidikan lainnya yaitu:
1. PAI berusaha menjaga akidah peserta didik dalam situasi dan kondisi bagaimanapun
2. PAI berusaha menjaga ajaran islam yang terkandung di Al Qur’an dan Al Hadits
3. PAI menonjolakan kesatuan Iman , Ilmu dan Amal dalam kehidupan seharian
4. PAI menjadi landasan moral dalam budaya maupun iptek kehidupan
5. PAI membentuk kesalehan individu dan kesalehan social
6. Substansi PAI mengandung entitas – entitas yang rasional dan supra rasional
7. PAI menggali dan mengembangkan ibrah dari sejarah dan budaya islam
8. PAI dalam sisi lain mempunyai pemahaman dan penafsiran beragam yang toleran dan terbuka dan semangat ukhuah islamiyah.
PAI baik di sekolah pesantren dan lainya berpotensi mengarah sikap teloran dan mewujutkan integrasi serta disentegrasi . karena ditentukan berapa hal diantaranya:
1. Pandangan teologi agam dan ajarannya . 3. Social kulturan mengelilingnya
2. Sikap dan perilaku memahami agamanya 4. Peranan dan pengaruh pemuka agama
Dalam konteks bangsa Indonesia yang BHINEKA TUNGGAL IKA pendidikan agama islam diharapkan tidak sampai dalam hal:
1. Menimbulkan fanatisme buta
2. Menimbulkan sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia
3. Memperlemah kerukunan hidup beragama serta persatuan dan kesatuan nasional
2. IMPLIKASI TIPOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TERHADAPAT PENGEMBANGAN KOMPONEN –KOMPONEN KURIKULUM PAI.
Karakteristik PAI tedapat dimensi – dimensi yang bisa di kembangkan dalam prespektif tipiologi yaitu:
1. Tipologi perennial-Esensialis Salafi
Bahwa Tipologi perennial-Esensialis Salafi lebih menonjolkan wawasan pendidikan islam era salaf sehingga melestarikan dan mempertahankan nilai ilahiyah dan insaniyah, kebiasaan dan tradisi masyarakat salaf (era kenabiaan dan sahabat ) karena dipandang sebagai masyarakat yang ideal.
2. Tipologi perennial-Esensial Mazhabi
Bahwa Tipologi perennial-Esensial Mazhabi lebih menonjolkan kependidikan islam yang tradisional dan kecendrungan untuk mengikuti aliran , pemahaman dan doktrin serta pola yang dianggap mapan.
Pengembangan kurikulum PAI ditekankan pada doktrin-doktrin dan nilai-nilai agama sebagai yang tertuang didalam kitab karya ulama dahulu.
3. Tipologi modernis
Bahwa tipologi modernis lebih menonjolkan wawasan pendidikan islam bebas modikatif , prograsif dan dinamis dalam menghadapi dan merespon tuntunan dan kebutuhan dari lingkungannya. Dengan demikian tujuan kurikulum PAI di tekankan pada penggalian problem-problem yang berkembang di lingkungan . didalam pengembanganya misalnya: peserta didik di ajak untuk menggali menemukan dan mengidentifikasi masalah masalah kerusakan lingkungan , kenakalan remaja , narkoba dll.
4. Tepologi perennial-Esensialis kontekstual- falsifikatif
Tipologi ini mengambil jalan tengah dengan menggabungkan kontekstualisasi serta uji falsifikasi dan pengembangan wawasan kependidikan islam masa sekarang selaras dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan social yang ada.
Maka dengan demikian tujuan pendidikan islam di orientasikan
1. Membantu peserta didik dan menguak , menemukan dan menginternalisasi kebenaran-kebenaran masa lalu yang salaf as-shalih dan masa klasik serta pertengahan.
2. Menjelaskan penyebaran warisan ajaran nilai slaf atau para pendahulu.
Dengan itu pengembangan kurikulum PAI yang ditekankan pada pelestarian doktrin dan nilai agama yang terdapat di kitab para ulama terdahulu
5. Tipologi rekontruksi social beriandaskan tauhid
Bahwa pendidikan agama islam bertujuan meningkatkan kepedulian dan kesadaran peserta didik akan masalah masalah yang di hadapi oleh umat manusia. Dan itu bentuk dari kwajiban dan tangjab pemeluk islam melalui dawah bi al hal. Baik itu social , budaya politik ekonomi dll
Untuk mencapai tujuan tersebut maka peserta didik perlu dibekali kemampuan-kemampuan yaitu;
1. Mendeteksi masalah atau isu krusial yang berkembang di masyarakat
2. Melek berfikir kritis
3. Bagaimana strategi dan teknik berhubungan dengan masyarakat
4. Bekerja secara kelompok/cooperative dan kolaboratif
5. Menghargai atau toleran terhadap orang lain
6. Cara kerja untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat menuju tatanan yang lebih baik
Kurikulumnya memusatkan perhatian pada masalah-masalah social dan budaya yang dihadapi masyarakat yang diharapkan peserta didik dapat memecahkan masalah-masalah tersebut melalui pengetahuan dan konsep-konsep yang telah diketahui.
0 Response to "Implikasi terhadap pengemangan kurikulum PAI"
Post a Comment