Kehidupan Kaum Yahudi di Indonesia Sebelum PD-II



Golongan Yahudi di Eropa banyak yang jadi korban kekejaman Nazi Jerman. Bagaimana dengan di Indonesia, apakah juga ada kaum Yahudi pada zaman Perang Dunia II? Theo Kamsma, pada thesis doktoralnya di Vrije Universiteit menuturkan kepada Jean van de Kok dari Radio Nederland Wereldomroep.
Menurut Theo, memang ada kaum Yahudi di Indonesia. Namun sama seperti kelompok etnis lain, keberadaannya tidak selalu jelas atau terang-terangan.
Sebelum PD II
Theo menjelaskan, jika menilik dari informasi soal kehidupan kaum Yahudi di Indonesia, yang paling ramai memang sejak pertengahan tahun 20-an hingga pendudukan Jepang. Kaum Yahudi ini tinggalnya menyebar.
Jika diteliti di kota-kota besar propinsi, pasti ada kelompok-kelompok kecil yang saling kontak satu sama lain lewat majalah atau semacamnya. Contohnya di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Menado dan Medan.
Tapi bukan berarti di kawasan tersebut ada sinagoga besar atau kelompok besar, pertemuan dilakukan antarkeluarga, di rumah-rumah mereka. Hanya di Surabaya ada sinagoga, jadi Yahudi di sana lebih kentara kehadirannya.

Yahudi Baghdad

Secara umum kaum Yahudi sering diklasifikasikan sebagai Yahudi barat, yaitu mereka yang berkulit putih, dan Yahudi timur, yang juga sering disebut sebagai Yahudi Baghdad.
Jadi latar belakangnya, Yahudi Baghdad yang berasal dari Irak beremigrasi ke Asia selatan seperti ke Bombay, Kalkutta, tapi juga ke Singapura dan Surabaya. Salah satu alasannya adalah perdagangan India dengan Cina. Karena kelompok Yahudi yang saling berhubungan, mereka juga jadi punya hubungan dagang dengan India dan Cina.
Masa Pendudukan Jepang
Di masa pendudukan Jepang, klasifikasi Yahudi memang tidak jelas. Untuk kaum Yahudi Barat, klasifikasinya jelas Belanda.
Sementara Yahudi Baghdad awalnya sering dilihat sebagai bangsa oriental atau Arab. Setelah invansi Hitler, baru jelas, karena Jepang, sebagai penguasa Indonesia masa itu, juga mendapat instruksi bagaimana mengidentifikasi seorang Yahudi, dan dengan adanya ini, kaum Yahudi Baghdad ini juga ditangkap dan ditahan terpisah.
Setelah Kemerdekaan
Lalu apa yang terjadi dengan kaum Yahudi setelah kemerdekaan Indonesia? Menurut Theo, tidak semuanya hengkang, walaupun memang banyak juga yang setelah PD II pergi ke ke Amerika, Singapura, ke Israel tentu saja, ada sebuah aksi yang menampung mereka di sana. Mengenai Yahudi Baghdadnya sendiri, ada semacam konsentrasi besar di San Fransisco, Los Angeles.
Setelah reformasi, kehidupan Yahudi berkembang lagi di Menado. Yang menarik, ada juga ada grup Yahudi Kristen, agak kontroversial memang kata Theo. Kalau menilik grup mesianistis, mereka memang punya hubungan dengan Yahudi sangat kuat, tapi juga mempercayai ajaran Kristen, padahal Yahudi terkenal menolak Kristus.
Berdasarkan penilitian Theo, mereka ini kelompok yang mencoba menemukan akar mereka. Dengan menggunakan identitas Yahudi Belanda mereka mencoba menemukan akarnya. Mereka ingin mendalami, apakah mereka memang benar Yahudi dan bisa dikategorikan sebagai orang Yahudi.
Jadi di kalangan mereka sendiri ada dua kecenderungan kuat. Yaitu ketidaktahuan soal Yahudi, dan juga ada keinginan untuk diterima. Memang di Menado ada sebuah sinagoga yang dipimpin seorang pemuda yang keluarganya punya akar yahudi.
Jadi dia ini termasuk yang sudah menemukan kembali identitasnya, dan mencoba membantu keluarga lain dengan akar Yahudi, untuk menemukan kembali identitasnya.
Sumber Tulisan : Republika.co.id

0 Response to "Kehidupan Kaum Yahudi di Indonesia Sebelum PD-II"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel